Nama : Erlin Novianty
Kelas : 1KA32
NPM : 1C114791
Tugas : Softskill Ilmu Budaya dasar (IBD)
Dosen : Sendy Eka Nanda
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal. Jadi dapat disimpulkan bahwa keindahan adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh panca indera yang memiliki daya tarik yang membuat terpikat serta mengandung kebenaran namun tergantung dari mata yang melihatnya yang dapat mempengaruhi perasaan dan jiwa nya seperti senang, kagum, puas dan sebagainya.
Referensi :
Kelas : 1KA32
NPM : 1C114791
Tugas : Softskill Ilmu Budaya dasar (IBD)
Dosen : Sendy Eka Nanda
Sub Tema :
Pengertian keindahan
Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah
Keindahan yang seluas-luasnya
Nilai estetik
Membedakan nilai instrinsik dan ekstrinsik
Menjelaskan pengertian kontemplasi dan ekstansi
Teori-teori dalam renungan
Teori-teori keserasian
1. Pengertian keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan,
tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus,
benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika,
sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal”
adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman “keindahan” sering melibatkan penafsiran beberapa entitas
yang seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan
daya tarik dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman
subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the beholder
atau “keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.”
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal. Jadi dapat disimpulkan bahwa keindahan adalah sesuatu yang dapat dilihat oleh panca indera yang memiliki daya tarik yang membuat terpikat serta mengandung kebenaran namun tergantung dari mata yang melihatnya yang dapat mempengaruhi perasaan dan jiwa nya seperti senang, kagum, puas dan sebagainya.
2. Membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas yang abstrak dan sebagai sebuah benda yang indah
Keindahan sebagai suatu kualitas abstrak (Beauty as an abstract
quality) menggambarkan sesuatu yang kontemporer dan bersifat
nonrealistic di mana sang pencipta karya menggambarkan sesuatu yang
tidak bisa dimengerti secara umum dan tidak sesuai dengan realita.
Keindahan sebagai kualitas abstrak menggambarkan suatu bentuk dalam yang
keindahan di mana keindahan tersebut bersifat eksklusif dan hanya dapat
dimengerti oleh orang yang menciptakan keindahan tersebut berdasarkan
apa yang dipahaminya.
Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah
keindahan yang memiliki konsep pemahaman dan nilai yang berbeda dengan
kualitas abstrak di mana benda yang dimaksud dalam hal ini adalah
sesuatu yang mewakili keindahan secara umum dan dapat dengan mudah
diterima maupun dipahami oleh masyarakat.
Contoh keindahan dalam bentuk benda :
- Secara alami : Manusia menaruh rasa kagum atas keindahan alam yang merupakan ciptaan dari Yang Maha Kuasa.
- Buatan tangan : Karya seni yang memiliki nilai estetika yang dapat dinilai oleh manusia.
Namun pemikirin
lain menyatakan bahwa keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak
dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah
dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Dengan kata
lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu
bentuk. Dengan bentuk itu keindahan berkomunikasi menurut cakupannya
orang harus membedakan keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan
sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam
bahasa Inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan “the
beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua
pengertian ini kadang-kadang dicampuradukkan.
3. Keindahan yang seluas-luasnya
Keindahan tidak dapat disamakan dengan materi tetapi keindahan adalah
kepuasan batin yang muncul dari dalam hati/jiwa dan sesuatu yang kita
bayangkan karena kita ingin mencapainya, butuh waktu untuk menimbulkan
keindahan dalam diri, disaat keindahan muncul maka tercipatalah
kedamaian dalam hati kita yang merasakan keindahan. Keindahan tersusun
dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada,
dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu
kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara
benda itu dengan si pengamat.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman
keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau
terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut
keindahan tersebut pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Sedangkan Keindahan alam arti luas merupakan pengertian semula dari
bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah
dan adab/kebiasaan yang indah. Bangsa Yunani juga mengenal keindahan
penglihatan dan pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya
meliputi : keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan
intelektual.
4. Nilai estetik
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika
adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan
bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pada dasarnya nilai yang
berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik. Nilai adalah suatu relaitas psikologis
yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam
jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu sendiri. Nilai itu oleh orang
dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai terbukti letak benarannya.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetis dari
seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Sedang keindahan dalam arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya
menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yakni berupa
keindahan dari bentuk dan warna.
5. Membedakan nilai instrinsik dan ekstrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau
sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik.
Sedangkan nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai
alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat
sebagai alat atau membantu. Contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri
dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik.
6. Menjelaskan pengertian kontemplasi dan ekstansi
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa.
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh fakta
kekontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia
untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah.
apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah
itu memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun
mendengar. Bentuk di luar diri manusia itu berupa karya budaya yaitu
karya seni lukis, seni suara, seni tari, seni sastra, seni drama dan
film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya pemandangan alam, bunga
warna-warni dan lain sebagainya.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas,
maka kotemplasi itu adalah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan.
Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan
menikmati keindahan karena derajat kontemplasi dan ekstansi itu
berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap keindahan
karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu mengatakan karya
seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu tidak atau
kurang indah. Karena selera seni berlainan. Bagi seorang seniman selera
seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang
bukan seniman, mungkin kata ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka
menikmati karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain,
ia hanya mampu menikmati keindahan tetapi tidak mampu menciptakan
keindahan.
7. Teori-teori dalam renungan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia renungan atau merenung artinya
diam memikirkan sesuatu, termangu, memikirkan atau mempertimbangkan
dalam-dalam. Dalam merenung untuk menciptakan seni, ada beberapa teori
yakni:
- Teori Pengungkapan : Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah.
- Teori Metafisik : Lebih mengarah pada tiruan dan realita kehidupan. Misalkan dalam karya seni.
- Teori Psikologis : Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni tiu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
8. Teori-teori keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu
mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Keserasian yaitu perpaduan antara dua objek entah itu benda ataupun
makhluk hidup yang berbeda namun berjalan dan bergerak ataupun terlihat
sangat indah sehingga banyak mata yang ingin melihat, karena perbedaan
nya yang mebuat objek tersebut menjadi Indah. Apabila di pisahkan maka
tidak akan terlihat indah. Seperti yang dijelaskan sebelumnya,
keserasian berasal dari kata cocok, sesuai dan benar. Keserasian erat
sangkut pautnya dengan perpaduan.
Keserasian mempunya 2 teori yaitu :
- Teori Objectif dan Subjectif : Teori Objectif berpendapat bahwa keindahan atau ciri-ciri yang menciptak nilai estetika adalah sifat (kulitas) yang memang melekat dalam bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya.Pendukung teori objectif adalah Plato, Hegel. Teori Subjectif menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri sesorang yang mengamati suatu benda. Pendukung nya adalah Henry Home, Earlof Shaffesburry.
- Teori Perimbangan : Dalam arti yang terbatas yakni secara kualitatif yang di ungkapkan dengan angka-angka, keindahan hanyalah kesan yang subjectif sifatnya dan berpendapat bahwa keindahan sesungguhnya tercipta dan tidak ada keteraturan yakni tersusun dari daya hidup, penggembaraan, dan pelimpahan. Teori pengimbangan tentang keindahan dari bangsa Yunanai Kuno dulu dipahami dalam arti terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka.
Referensi :
Komentar
Posting Komentar